BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Nyamuk
adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles,
Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan
Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700
spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam
kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.
Pada
nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit
mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi untuk
menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan
oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung
protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan
protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan
bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina
dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk
besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.
Sebagian
nyamuk mampu menyebarkan penyakit protozoa seperti malaria, penyakit filaria
seperti kaki gajah, dan penyakit bawaan virus seperti demam kuning, demam
berdarah dengue, encephalitis, dan virus Nil Barat.
Anopheles
(nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk. Terdapat 400 spesies nyamuk
Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria (contoh, merupakan
"vektor") secara alami. Anopheles gambiae adalah paling terkenal
akibat peranannya sebagai penyebar parasit malaria (contoh. Plasmodium
falciparum) dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus
adalah penyebar malaria di Asia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Mengetahui asal dari anopheles flavirostris.
2.
Mengetahui habitat anopheles flavirostris
3.
Mengetahui pola dari kehidupan anopheles flavirostris
4.
Mengetahui daur hidup Anopheles Flavirostris
5.
Mengetahui daur hidup Malaria
6.
Mengetahui cara pengendalian nyamuk
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Anopheles Flavirostris
Kata flavirostris
pertama di perkenalkan oleh Lodlow (1914), flavirostris
masuk dalam grup Myzomya dari
subgenus Myzomya. Filipinae dan mangyanus adalah dua
anggota pa da grup ini.
Sistematika
nyamuk Anopheles Flavirostris adalah sebagai berikut:
Filum : Arthopoda
Clasis : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Anopheles
Spesies : Anopheles Flavirostris
B.
Morfologi Anopheles Flavirostris
v Panjang telur kurang-lebih 1mm dan memiliki
pelampung di kedua sisinya.
v Dalam keadaan diam
(istirahat), jentik nyamuk Anopheles sejajar dengan permukaan air dan ciri
khasnya yaitu spirakel pada bagian posterior abdomen, tergal plate pada bagian
tengah sebelah dorsal abdomen dan bulu palma pada bagian lateral abdomen.
v Larva beristirahat secara paralel dengan
permukaan air.
v Pupa, Mempunyai
tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang berbentuk lebar dan pendek yang
digunakan untuk pengambilan oksigen dari udara.
v Dewasa – Bercak
pucat dan gelap pada sayapnya dan beristirahat di kemiringan 45 derajat suatu
permukaan.
v Warnanya
bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya berbercak- Bercak putih.
C.
Siklus Hidup Nyamuk Anopheles Flavirostris
Semua serangga termasuk nyamuk,
dalam siklus hidupnya mempunyai tingkatan-tingkatan yang kadang-kadang antara
tingkatan yang sama dengan tingkatan yang berikutnya terlihat sangat berbeda.
Berdasarkan tempat hidupnya dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu :
1. Tingkatan di dalam air.
2. Tingkatan di
luar tempat berair (darat/udara).
Untuk kelangsungan kehidupan
nyamuk diperlukan air, siklus hidup nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan
yang berada di dalam air ialah: telur. jentik, kepompong. Setelah satu atau dua
hari telur berada didalam air, maka telur akan menetas dan keluar jentik.
Jentik yang baru keluar dari telur masih sangat halus seperti jarum. Dalam
pertumbuhannya jentik anopheles mengalami pelepasan kulit sebanyak empat kali.
Waktu yang diperlukan untuk
pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta
species nyamuk. Dari jentik akan tumbuh menjadi kepompong (pupa) yang merupakan
tingkatan atau stadium istirahat dan tidak makan. Pada tingkatan kepompong ini
memakan waktu satu sampai dua hari. Setelah cukup waktunya, dari kepompong akan
keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya.
Setelah nyamuk bersentuhan
dengan udara, tidak lama kemudian nyamuk tersebut telah mampu terbang, yang
berarti meninggalkan lingkungan berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau
udara. Dalam meneruskan keturunannya. Nyamuk betina kebanyakan hanya kawin satu
kali selama hidupnya. Biasanya perkawinan terjadi setelah 24 -48 jam dari saat
keluarnya dari kepompong.
D. Habitat Anopheles Flavirostris
Anopheles Flavirostris adalah biasanya berada di kaki
gunung, sungai-peternakan, tetapi spesies ini tidak seluruhnya hanya berada
pada lingkungan lotic, An. flavirostris dapat ditemukan di dataran pantai di
dekat permukaan laut.
DI Jawa, An. flavirostris umumnya ditemukan dari tepi sungai
dan hutan Anopheles Flavirostris juga dapat ditemukan di tepi kolam rembesan, sungai
yang aliran airnya lambat, kanal dan saluran irigasi.
E. Pola Makan dan Istirahat.
Betina dewasa terutama zoofilik, lebih memilih untuk meminum
darah hewan yang lebih besar (misalnya kerbau, sapi), meskipun mereka juga
dapat menggigit manusia baik dalam ruangan maupun luar ruangan.
Nyamuk betina akan menggigit sepanjang malam, akan tetapi angka
menjadi lebih rendah pada awal malam, lalu meningkat ke angka yang lebih tinggi
untuk menggigit pada manusia pada tengah malam dan beberapa jam setelahnya
(22:00-03:00), dengan penurunan tajam dalam kegiatan menggigit sebelum fajar.
F. Kapasitas Anopheles Flavirostris sebagai
vector
Spesies ini telah dicurigai menjadi vektor parasit malaria
pada manusia di Filipina dan dianggap sebagai vektor utama di banyak negara.
Pusat penyebaran : Grup Myzomya
aslinya bersala dari daerah Ethiopia yang merupakan jumlah terbanyak spesies
ini berada, lalu meluas di bagian Asia, ditemukan di India, di Indonesia dan
Filipina.
Hubungan dengan penyakit malaria : banyak spesies di grup Myzomya yang menjadi pringkatt atas
sebagai vector malaria di dunia, pada
yang menjadi pringkatt atas sebagai vector malaria di dunia, pada flavirostris ditemukan oocyts dan
sporozoit.
Letak geografis dalam distribusi flavirostris : Dalam laporan terakhir flavirostris selain banyak di Indonesia
(Stoker dan koesoemangoen, 1949), kemungkinan juga di Australasia ( Lee & woodhill, 1945),
dan juga banyak di India (Cristhoper, 1933), tetapi tidak ditemukan di Malaisya
dan Brunei (Reid, 1950 & 1956). Sangat luar biasa tidak menemukan
Iflavirostris di Brunei karena Brunei sangat dekan dengan Indonesia dan menjadi
bagian dari Nusantara Filipina (Colles 1948, 1956)
Kepadatan : tergantung dari curah hujan, populasi flavirostris berbeda di setiap tempat
dan setiap tahun. Pada umumnyya dari seluruh nusantara penyebaran flavirostris ditemukan sekitar bulan
September, oktober, November dan desember. Tingkat kepadan kedua yaitu pada
bulan juni dan Juli.
Waktu aktif : flavirostris
di temukan di rumah dalam posisi istirahat
pada waktu pagi hari di tempat yang sama sepanjang hari dan kurang dari
gangguan manusia, sinar matahari langsung, angina yang kencang ataupun
hujan.ketika merasa terganggu mereka mencari tempat lain hanya untuk
beristirahat, itupun terjadi karena ada gangguan dari manusia atau gangguan
lainnya yang membuat mereka keluar dari rumah. Tapi senja menstimulasi mereka
untuk menjadi aktif setelah matahari
terbenam.
G. Daur Hidup Malaria
Hidup Plasmodium Penyebab Malaria. daur hidup plasmodium
Fase gametofit atau seksual dengan pertemuan sel garnet dan fase sporofit atau
aseksualnya dengan pembentukan spora, maka pada plasmodium fase aseksualnya
dengan membelah did sehingga dari satu plasmodium dalam waktu singkat akan
membelah menjadi individu Baru yang banyak. Fase aseksual ini berlangsung dalam
tubuh penderita malaria sedangkan fase seksualnya adalah dengan pembentukan
garnet yang berlangsung dalam tubuh nyamuk Anopheles. Pada saat nyamuk yang
dalam tubuhnya terdapat plasmodium itu menggigit manusia, manusia tersebut akan
terserang penyakit malaria.
* Siklus Hidup Plasmodium, Siklus aseksual
Sporozoit infeksius dari kelenjar ludah nyamuk anopheles
betina dimasukkan kedalam darah manusia melalui tusukan nyamuk tersebut. Dalam
waktu tiga puluh menit jasad tersebut memasuki sel-sel parenkim hati dan
dimulai stadium eksoeritrositik dari pada daur hidupnya. Didalam sel hati
parasit tumbuh menjadi skizon dan berkembang menjadi merozoit (10.000-30.000
merozoit, tergantung spesiesnya) . Sel hati yang mengandung parasit pecah dan
merozoit keluar dengan bebas, sebagian di fagosit. Oleh karena prosesnya
terjadi sebelum memasuki eritrosit maka disebut stadium preeritrositik atau
eksoeritrositik yang berlangsung selama 2 minggu. Pada P. Vivax dan Ovale,
sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada
yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit dapat tinggal
didalam hati sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh
menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kekambuhan).
Siklus eritrositik dimulai saat merozoit memasuki sel-sel
darah merah. Parasit tampak sebagai kromatin kecil, dikelilingi oleh sitoplasma
yang membesar, bentuk tidak teratur dan mulai membentuk tropozoit, tropozoit
berkembang menjadi skizon muda, kemudian berkembang menjadi skizon matang dan
membelah banyak menjadi merozoit. Dengan selesainya pembelahan tersebut sel
darah merah pecah dan merozoit, pigmen dan sisa sel keluar dan memasuki plasma
darah. Parasit memasuki sel darah merah lainnya untuk mengulangi siklus
skizogoni. Beberapa merozoit memasuki eritrosit dan membentuk skizon dan
lainnya membentuk gametosit yaitu bentuk seksual (gametosit jantan dan betina)
setelah melalui 2-3 siklus skizogoni darah.
* Siklus Hidup Plasmodium, Siklus seksual
Terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk anopheles betina
menghisap darah yang mengandung gametosit. Gametosit yang bersama darah tidak
dicerna. Pada makrogamet (jantan) kromatin membagi menjadi 6-8 inti yang
bergerak kepinggir parasit. Dipinggir ini beberapa filamen dibentuk seperti
cambuk dan bergerak aktif disebut mikrogamet. Pembuahan terjadi karena masuknya
mikrogamet kedalam makrogamet untuk membentuk zigot. Zigot berubah bentuk
seperti cacing pendek disebut ookinet yang dapat menembus lapisan epitel dan
membran basal dinding lambung. Ditempat ini ookinet membesar dan disebut
ookista. Didalam ookista dibentuk ribuan sporozoit dan beberapa sporozoit
menembus kelenjar nyamuk dan bila nyamuk menggigit/ menusuk manusia maka
sporozoit masuk kedalam darah dan mulailah siklus pre eritrositik.
H. Pengendalian Nyamuk Anopheles
1.
Pengendalian yang mungkin dan sudah di lakukan.
Nyamuk Anopheles Flavirostris dewasa ini banyak sekali metode
pengendalian
vektor dan binatang pengganggu yang telah dikenal dan dimanfaatkan oleh
manusia. Dari berbagai metode yang telah dikenal dapat dikelompokkan sebagai
berikut .
1. Pengendalian dengan cara
menghindari/mengurangi kontak atau gigitan nyamuk Anopheles.
a. Penggunaan kawat kasa pada ventilasi. Dimana
keadaan rumah ventilasi udara dipasangi atau tidak dipasangi kawat kasa ini berfungsi
untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.
b. Menggunakan kelambu pada waktu tidur. Kebiasaan
menggunakan kelambu pada tempat yang biasa di pergunakan sebagai tempat tidur
dan di gunakan sesuai dengan tata cara penggunaan kelambu untuk tempat tidur
dan waktu penggunaan kelambu saat jam aktif nyamuk mencari darah.
c. Menggunakan zat penolak (Repellent). Untuk
kebiasaan penggunaan repellent yang digunakan pada saat atau waktu nyamuk
menggigit atau pada waktu akan tidur malam atau pada waktu lain di malam hari.
2. Pengendalian dengan cara genetik dengan
melakukan sterelisasi pada nyamuk dewasa.
3. Pengendalian dengan cara menghilangkan atau
mengurangi tempat perindukan, yang termasuk kegiatan ini adalah :
a. Penimbunan tempat-tempat yang dapat menimbulkan genangan air.
b. Pengeringan berkala dari satu sistem irigasi.
c. pengaturan dan perbaikan aliran air.
d. Pembersihan tanaman air dan semak belukar.
e. Pengaturan kadar garam misalnya pada pembuatan tambak
ikan atau udang.
4. Pengendalian Cara Biologi.
Pengendalian dengan cara ini dapat dilakukan
dengan memanfaatkan musuh alaminya (predator) atau dengan menggunakan protozoa,
jamur dan beberapa jenis bakteri serta jenis-jenis nematoda.
5. Pengendalian Cara Fisika-Mekanik.
Pengendalian
dengan Fisika-Mekanik ini menitik beratkan usahanya pada penggunaan dan
memanfaatkan faktor-faktor iklim kelembaban suhu dan cara-cara mekanis.
6. Pengendalian dengan cara pengolaan lingkungan
(Environmental management). Dalam pengendalian dengan cara pengelolaan
lingkungan dikenal dua cara yaitu .[11]
a. Perubahan lingkungan (Environmental
Modivication). Meliputi kegiatan setiap pengubahan fisik yang permanen terhadap
tanah, air dan tanaman yang bertujuan untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi
tempat perindukan nyamuk tanpa menyebabkan pengaruh yang tidak baik terhadap
kuwalitas lingkungan hidup manusia. Kegiatan ini antara lain dapat berupa penimbunan
(filling), pengertian (draining), perataan permukaan tanah dan pembuatan
bangunan, sehingga vektor dan binatang penganggu tidak mungkin hidup.
b. Manipulasi Lingkungan (Environment
Manipulation) Sehingga tidak memungkinkan vektor dan binatang pengganggu
berkembnang dengan baik. Kegiatan ini misalnya dengan merubah kadar garam (solinity),
pembersihan tanaman air atau lumut dan penanaman pohon bakau pada pantai tempat
perindukan nyamuk sehingga tempat itu tidak mendapatkan sinar matahari.
2. Pengendalinan
Dengan Cara Kimia (Chemical Control). Pengendalian dengan cara kimia (Chemical
Control) ini disebut juga pengendalian dengan menggunakan pestisida. Pestisida adalah
suatu zat kimia yang dapat membunuh vektor dan binatang pengganggu. Disamping
pengendalian secara langsung kepada vektor, pengendalian secara kimiawi juga
bisa dilakukan terhadap tanaman yang menunjang kehidupan vektor dan binatang
penggangu dengan menggunakan herbisida. Penggunaan pestisida untuk
mengendalikan vektor dan binatang pengganggu memang sangat efektif tetapi dapat
menimbulkan masalah yang serius karena dapat merugikan manusia dan lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
- An. flavirostris umumnya ditemukan dari tepi sungai dan hutan Anopheles Flavirostris juga dapat ditemukan di tepi kolam rembesan, sungai yang aliran airnya lambat, kanal dan saluran irigasi.
- Betina dewasa terutama zoofilik, lebih memilih untuk meminum darah hewan yang lebih besar (misalnya kerbau, sapi), meskipun mereka juga dapat menggigit manusia baik dalam ruangan maupun luar ruangan.
- Spesies ini telah dicurigai menjadi vektor parasit malaria pada manusia di Filipina dan dianggap sebagai vektor utama di banyak negara.
- Pengendalian dengan cara menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan, Pengendalian dengan cara genetik dengan melakukan sterelisasi pada nyamuk dewasa., Pengendalian Cara Biologi, Pengendalian Cara Fisika-Mekanik, Pengendalian dengan cara pengolaan lingkungan, Pengendalinan Dengan Cara Kimia
DAFTAR PUSTAKA
·
BAISAS, F. E. NOTES ON PHILIPPINE MOSQUITOES
XVIII, The Malaria Vector,
flavirostris: summary of Recent Findings. Institute of Malariology,
Public health Research laboratories.
·
King, W. V. THE PHILIPPINE JOURNAL OF SCIENCE: Three Philippine Anopheles Of The Funestus
Minimus Subgroup. Of international helath division Rockefeller
foundation.
·
Mendoza, B, Jose dan Abinoja, Benito : OBSERVATION ON SUPPOSEDLY UNUSUAL
BREEDING OF THE PHILIPPINE MALARIA VECTOR. Of tha Division of Malaria,
Public HeaCth Resewch Laborutories Department of Health, Manila
·
SOMBOON, PRADIA, etc : Evidence of the Specific Status of Anopheles flavirostris
(Diptera: Culicidae).Entomological Society of
America. 2000
ANOPELHES
FLAVIROSTRIS
Di
susun oleh :
Andi
Hasbi Ashari (7020109010)
KESEHATAN
MASYARAKAT A
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2012
SAMATA GOWA
0 komentar:
Posting Komentar