DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Pengertian Yodium ……………………………………………………………….3
b. Sumber Yodium ………………………………………………………………….4
c. Manfaat Yodium …………………………………………………………………5
BAB II KAJIAN TEORI
a. Pengertian GAKY ……………………………………………………………….6
b. GAKY pada Anak ……………………………………………………………….7
c. Penyebab GAKY ………………………………………………………………..8
d. Dampak GAKY pada Anak …………………………………………………….11
e. Jumlah Kasus GAKY pada anak di Indonesia ………………………………….12
f. Penanggulangan GAKY …………………………………………………………13
g. Pandangan Islam mengenai GAKY …………………………………………….14
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ……………………………………………………………………..18
b. Saran ……………………………………………………………………………19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Iodium
Yodium merupakan zat makanan yang tergolong ke dalam mineral mikro. Dalam keadaan normal, yodium dikonsumsi manusia melalui air dan tumbuh-tumbuhan yang menyerap zat tersebut dari tanah. Dalam makanan sehari-hari yodium banyak dikonsumsi dari makanan laut. Akan tetapi, seiring perubahan kondisi geografis dan demografis di suatu daerah, zat yodium yang tersimpan di dalam tanah dapat mengalami kekurangan akibat terkikis oleh tanah karena hujan dan banjir. Kekurangan yodium juga terjadi pada daerah di pegunungan. Akibatnya, manusia hanya mendapat sedikit yodium dalam makanannya dibandingkan kebutuhan seharusnya.
unsur kimia kimia yodium yang mempunyai lambang saya dan bilangan atom 53. Yodium yang terjadi secara alami adalah satu isotop dengan 74 neutrons. Secara kimia, yodium adalah yang kedua yang paling tidak tak reaktif halogens, dan detik kebanyakan electropositive halogen, mengikuti astatine pantat di kedua kategori ini. Tetapi, elemen tidak terjadi di negara bagian bebas di alam. Sebagai dengan semua lain halogens (anggota Kelompok 17 di daftar susunan unsur kimia), kalau dibebaskan dari bentuk yodium halaman tertutupnya diatomic molekul (I2). Yodium dan halaman tertutupnya terutama dipakai di obat, fotografi, dan pewarna.
Yodium adalah bahan baku pembuatan hormon Tiroksin (T4), sedangkan tempat pembuatannya adalah di dalam kelenjar tiroid. Produksi Triiodotironine (T3) tergantung dari hormon tiroksin (T4). Pada kondisi defisiensi Yodium, Hyphothalamus akan merangsang produksi TSH (Thyroid Stimulating Hormon) untuk menstimulasi kelenjar tiroid memproduksi hormon T1, T2, T3, T4. Tiroid beradaptasi pada saat defisiensi yodium tergantung fleksibilitas kelenjar tiroid pada setiap tahap metabolisme yodium dan pada kemampuan untuk meningkatkan efisiensi melalui stimulasi TSH. Besar variasi respon antar individu diukur dengan prevalensi gondok dan konsekuensi-konsekuensi lainnya
B. Sumber Iodium
Bahan makanan yang cukup banyak mengandung yodium adalah yang berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai 830 mg/kg. Bandingkan dengan daging yang kandungan yodiumnya hanya 50 mg/kg, dan telur hanya 93 mg/kg. Selain ikan laut, cumi-cumi juga mengandung yodium cukup tinggi, yaitu sekitar 800 mg/kg. Yang paling tinggi kandungan yodiumnya adalah rumput laut (ganggang laut), khususnya yang berwarna coklat.
Banyaknya yodium yang dibutuhkan tubuh kita per hari, minimal sekitar 100 mg. Karena itu, kalau kita mengkonsumsi ikan laut basah sebanyak 100 g/hari**, artinya sudah mencukupi. Atau, kalau rumput laut coklat diolah menjadi hidangan yang lezat, dengan 2-5 gr/hari/orang, kebutuhan yodium sekeluarga sudah dapat terpenuhi.
Sumber yodium lain yang mudah kita temui adalah garam. Yang dimaksud di sini adalah garam beryodium dengan kadar yodium antara 30-80 ppm (part per million). Kadar ini sesuai dengan Keppres RI no 69 th 1995 tentang kadar KIO (kalium yodat) di dalam garam dapur yang memenuhi standar industri Indonesia.
Suplemen Yodium Selain dari makanan, sumber lain yodium dapat diperoleh melalui suplemen. Kebanyakan suplemen mengandung dosis sangat rendah yodium sehingga Anda tidak perlu khawatir akan mengalami overdosis.
Sumber Yodium Dalam Makanan
No. | Bahan Makanan | Berat (Gram) | Kandungan Iodium (µg) |
1. | Remis, Kerang besar, ikan salmon | 100 | 200-250 |
2. | Udang, ikan kod | 100 | 120-130 |
3. | Makarel, tuna, herring | 100 | 50-75 |
4. | Garam Beryodium | 19 | 15-40 |
Sumber : Michael Zimmermann, 2001
C. Manfaat Yodium
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium. Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok, gondong atau gondongan. Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian GAKY
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. GAKY diketahui mempunyai kaitan erat dengan gangguan perkembangan mental dan kecerdasan. Oleh karena itu, semakin besar angka prevalensi masalah GAKY, akan semakin menurunkan potensi sumberdaya manusia. Apabila di suatu wilayah dijumpai penderita gondok lebih dari 5% maka daerah itu dinyatakan daerah GAKY dan harus dilakaukan tindakan penanggulangan GAKY.
Dewasa ini prevalensi GAKY di Indonesia relatif masih tinggi, pada tahun 1994 diperkirakan 42 juta penduduk berada di daerah risiko kekurangan Yodium. Diantara jumlah tersebut, 750.000-900.000 orang menderita kretin endemik, penderita gondok diperkirakan 10 juta orang, sedangkan penderita GAKY lainnya sekitar 3,5 juta orang.
Gangguan akibat kurang yodium (GAKY) disebabkan kekurangan yodium pada saat tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa. Ibu hamil dengan kadar tiroksin rendah mempunyai risiko abortus dan kematian bayi. Rangkaian gangguan spectrum kekurangan yodium
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Tahun 2003 daerah endemik GAKY berat justru ditemui di dataran rendah (Kecamatan Dempo tengah) sedangkan di dataran tinggi (Kecamatan Dempo Utara) masuk kategori daerah endemik GAKY ringan, sehingga perlu untuk diketahui faktor-faktor determinan kejadian GAKY pada anak sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan pada anak SD sebab kelompok ini merupakan aset bangsa yang harus mendapat perhatian khususnya dalam hal kesehatan.
B. GAKY pada Anak
Kekurangan yodium pada anak terpaut dengan insidensi gondok. Angka kejadian gondok meningkat bersama usia dan mencapai puncaknya setelah remaja. Sebagian besar dari anak mempunyai IQ sepuluh poin di bawah potensinya. Diantara yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan mengakibatkan menurunnya prestasi belajar anak pada usia sekolah, sehingga kekurangan yodium akan menyebabkan masyarakat miskin dan tidak berkembang, sementara pada anak menyebabkan kesulitan belajar
Masalah GAKY masih menjadi problem kesehatan di Negaranegara berkembang khususnya di Indonesia. Survei Nasional pemetaan GAKY di Indonesia Tahun 1998 menemukan 33 % kecamatan di Indonesia masuk kategori endemik, 21 % endemic ringan, 5 % endemik sedang dan 7 % endemik berat. Prevalensi GAKY pada anak SD secara nasional pada Tahun 1990 yaitu sebesar 27,7 %, kemudian terjadi penurunan menjadi 9,3 % pada Tahun 1998. Namun pada Tahun 2003 kembali meningkat menjadi 11, 1 %.
Dampak GAKY bukan hanya pada pembesaran kelenjar gondok namun hal yang lebih penting adalah terhambatnya perkembangan tingkat kecerdasan otak pada janin dan anak, serta pengurangan IQ poin pada orang dewasa. Adanya kerusakan saraf otak akan menyebabkan rendahnya nilai IQ (Intelligent Quotient) penderita GAKY. Setiap penderita gondok mengalami defisit IQ 5 point, setiap penderita Kretin mengalami defisit IQ 50 point, setiap penderita GAKY non gondok, non – Kretin mengalami defisit IQ 10 point, dan bayi yang lahir di daerah risiko GAKY akan mengalami defisit IQ 10 point.
C. PENYEBAB GAKY
1. Lokasi
Faktor lokasi dapat berpengaruh terhadap kejadian GAKY, hal ini disebabkan kandungan yodium yang berbeda di setiap daerah. Penderita GAKY secara umum banyak ditemukan di daerah perbukitan atau dataran tinggi, karena yodium yang berada dilapisan tanah paling atas terkikis oleh banjir atau hujan dan berakibat tumbuh-tumbuhan, hewan dan air di wilayah ini mengandung yodium rendah bahkan tidak ada.
Menurut data Departemen Kesehatan Tahun 1990 daerah pantai atau dataran rendah bebas dari penderita GAKY. Daerah pantai atau dataran rendah secara teoritis mengandung cukup yodium, dengan demikian maka tanaman sumber air minum dan hewan mengandung yodium lebih banyak
2. Asupan Energi dan Protein
Gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung dapat disebabkan oleh asupan energi yang rendah, karena kebutuhan energi akan diambil dari asupan protein. Protein (albumin, globulin, prealbumin) merupakan alat transport hormon tiroid. Protein transport berfungsi mencegah hormon tiroid keluar dari sirkulasi dan sebagai cadangan hormon.
3. Status Gizi
Pengaruh status gizi terhadap kejadian GAKY masih belum banyak diteliti, namun secara teoritis cadangan lemak merupakan tempat penyimpanan yodium. Jumlah simpanan yodium di dalam tubuh setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi status gizinya.
Kadar yodium urin anak dengan status gizi baik lebih tinggi dibandingkan dengan anak dengan status gizi kurang setelah diberikan kapsul yodium selama 3 hari berturut-turut.
Status gizi kurang atau buruk akan berisiko pada biosintesis hormon tiroid karena kurangnya TBP (Thyroxin binding Protein),sehingga sintesis hormon tiroid akan berkurang.
4. Pangan Goitrogenik
Ada dua jenis zat goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu:
a. Tiosianat terdapat dalam sayuran kobis, kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat dan jewawut, singkong
b. Isotiosianat terdapat pada kobis.
Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur dan fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat goitrogenik menghambat up take yodida anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti tiosianat dan isotiosianat menghambat proses tersebut karena berkompetisi dengan yodium. Menghambat oksidasi yodida anorganik dan inkorporasi yodium yang sudah teroksidasi dengan asam amino tirosin untuk membentuk monoiodotyrosine (MIT) dan diodotyrosine (DIT) serta menghambat proses coupling yang dimediasi oleh enzim thyroid peroxidase (TPO). Menghambat pelepasan hormon tiroid (T3 dan T4) ke dalam sirkulasi darah. Secara tidak langsung hormon thyrotropin dapat menurunkan sintesis dan pelepasan T4 dan T3 serta involusi kelenjat tiroid
5. Pangan kaya yodium
Konsumsi pangan kaya akan yodium dipengaruhi oleh ketersediaan bahan pangan tersebut dan lokasi tempat tinggal. Penelitian Fatimah Tahun 1999 menemukan rata-rata frekuensi konsumsi pangan kaya yodium pada penduduk di desa-desa lereng gunung daerah endemis GAKY di Pati dan Jepara 1-2 kali dalamseminggu, sedangkan frekuensi konsumsi pangan kaya yodium di dataran rendah konsumsi ikan laut 2-4 kali dalam seminggu.
Macam dan jumlah makanan yang dikonsumsi secara individu maupun kelompok masyarakat tertentu setiap hari dapat disebut “Pola Konsumsi Makanan”. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi di suatu daerah atau masyarat adalah:
a. Faktor yang berhubungan dengan ketersediaan atau pengadaan pangan yang juga dapat dipengaruhi oleh letak geografis, iklim, kesuburan tanah, transportasi atau distribusi, teknologi.
b. Faktor kebiasaan atau sosial budaya, sosial ekonomi masyarakat setempat cukup berperan dalam memberikan gambaran pola konsumsinya.
Pola konsumsi makanan di suatu daerah atau masyarakat dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek kuantitas dan aspek kualitas. Aspek kuantitas dilihat dari jumlah pangan itu sendiri sedangkan aspek kualitas meliputi pola (keragaman, jenis) konsumsi pangan dan nilai mutu gizi.
D. Dampak GAKY pada Anak
Dampak dari GAKY bukan hanya pembesaran kelenjar gondok namun dapat berakibat lebih buruk yaitu penurunan tingkat kecerdasan yang dimulai pada masa janin hingga dewasa. Semakin muda usia ketika terkena GAKY maka akan semakin berat akibatnya, terutama pada susunan saraf pusat yang disebut kretin endemik tipe neurologic yang terbentuk sejak dalam kandungan dan keadaan ini tidak dapat dikoreksi.
Hal yang lebih penting adalah terhambatnya perkembangan tingkat kecerdasan otak pada janin dan anak, serta pengurangan IQ poin pada orang dewasa. Adanya kerusakan saraf otak akan menyebabkan rendahnya nilai IQ (Intelligent Quotient) penderita GAKY. Setiap penderita gondok mengalami defisit IQ 5 point, setiap penderita Kretin mengalami defisit IQ 50 point, setiap penderita GAKY non gondok, non – Kretin mengalami defisit IQ 10 point, dan bayi yang lahir di daerah risiko GAKY akan mengalami defisit IQ 10 point.
Dampak lain akibat GAKY Pada Anak dan Remaja :
- Juvenile Hipothyroidesm
- Gondok Gangguan Fungsi Mental
- Gangguan Perkembangan Fisik
- Kretin Myxedematosa dan Neurologi
E. Kasus GAKY pada Anak di Indonesia
Survei Nasional Pemetaan GAKY di seluruh Indonesia pada Tahun 1998 ditemukan 33 % kecamatan di Indonesia masuk kategori endemik, 21 % endemik ringan, 5 % endemik sedang dan 7 % endemik berat. (Dep, kes, 2003). Prevalensi GAKY pada anak sekolah dasar secara nasional pada Tahun 1990 sebesar 27,7 %, terjadi penurunan menjadi 9, 3 % pada Tahun 1998. Namun pada Tahun 2003 kembali meningkat menjadi 11,1 %
Hasil pemetaan TGR per anak Sekolah Dasar
• TGR 1980 : 37,7 %
• TGR 1990 : 27,7 %
• TGR 1998 : 09,8 %
Hasil pemetaan dari 1300 Kecamatan (33%) termasuk daerah Endemik GAKY
• 272 Kecamatan (7%) termasuk dalam Endemik Berat
• 197 Kecamatan (5%) termasuk dalam Endemik Sedang
• 831 Kecamatan (21%) termasuk dalam Endemik Ringan
Prevalensi GAKY pada anak sekolah dasar secara nasional pada tahun 1990 sebesar 27,7%, terjadi penurunan menjadi 9.3% pada tahun 1998. Namun pada tahun 2003 kembali meningkat menjadi 11,11%.
F. PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN GAKY
Program penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia sudah dimulai sejak Tahun 1974, dengan pemilihan lokasi di daerah endemik berat dan endemic sedang. Hasil nyata dari program ini, yaitu terjadi penurunan prevalensi GAKY dari 27,2% pada Tahun 1988 menjadi 9,8 % Tahun 1998.
Namun keberhasilan program penanggulangan GAKY ini belum memberikan hasil yang memuaskan bila dilihat dari persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dengan kadar cukup (30 ppm).
Hasil survei konsumsi garam beryodium di rumah tangga yang dilaksanakan Biro Pusat Statistik (BPS) pada Tahun 2002 hanya mencapai 68,5 % rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dengan kadar 30 ppm. Penyebab dari keadaan ini adalah, adanya sejumlah produsen yang memproduksi garam beryodium dengan kadar kurang dari 30 ppm, adanya sejumlah distributor yang mendistribusikan garam beryodium dengan kadar kurang dari 30 ppm, mayoritas konsumen yang kurang kritis dan kurang peduli terhadap kadar yodium dalam garam yang dikonsumsi keluarga (Promkes, depkes, 2003).
Penanggulangan GAKY di Indonesia secara nasional dimulai pada tahun 1974 melalui program:
1. Strategi jangka panjang dengan pemberian garam beryodium (40 ppm).
2. Strategi jangka pendek dengan pemberian suntikan lipiodol setiap 4 tahun di daerah endemik berat dan sedang. Pada tahun 1992 sampai sekarang dilakukan distribusi kapsul minyak beryodium (kapsul lipiodol) sebagai ganti suntikan lipiodol (Soeharyo, dkk).Prioritas pemilihan wilayah penanggulangan GAKY seperti pada tabel berikut :
Prioritas Wilayah ProgramPenanggulangam GAKY
No. | Wilayah | Intervensi | Sasaran |
1. | Daerah endemik berat dan sedang | Pemantauan dan pemberian kapsul minyak beryodium | WUS, Bumil, ibu nifas, anak sekolah |
2. | Daerah endemik ringan dan non endemik | Pemantauan konsumsi garam beryodium di tk. Masyarakat | Semua penduduk Laki-laki usia 0-20 th Wanita usia 0-35 th |
Proyek Intensifikasi Penanggulangan GAKY (IP-GAKY) telah dilaksanakan dengan bantuan Bank Dunia sejak tahun 1997-2003 untuk mempercepat penurunan prevalensi GAKY melalui pencapaian konsumsi garam beryodium untuk semua (Universal Salt Iodization). Program yang dilaksanakan:
1. Pemantauan status yodium masyarakat
2. Peningkatan konsumsi garam beryodium
3. Peningkatan pasokan garam beryodium
4. Distribusi kapsul minyak beryodium pada sasaran tepat
G. PANDANGAN ISLAM MENGENAI GAKY
Sebenarnya di dalam ajaran agama Islam, kita telah di ajarkan bagaimana mengkonsumsi makanan yang baik dan juga tentunya menyehatkan bagi manusia itu sendiri, banyak hal mengenai makanan yang terkandung dalam Al-Qur’an yang sebenarnya patut kita jadikan pedoman agar apa yang kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari tidaklah sia-sia.
Sesungguhnya di dalam Al-Qur’an telah mengajarkan kita makanan apa saja yang boleh kita makan (Halal) dan mana yang menjadi pantangan bagi umat Islam (Haram). Seperti yang tertulis dalam surah An Nahl (16):115.
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَ
عَادٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. An Nahl(16):115
Cukup banyak ayat-ayat Allah SWT yang memperingatkan kita akan halnya makanan, apakah manusia tidak cukup memperhatikannya ? Padahal otot, tulang otak, paru-paru, hati, alat-alat buangan semua di bangun dari apa yang kita makan. Bila kita menghindari makanan-makanan yang tidak baik (junk food), maka akan dihasilkan tulang yang kokoh, otot yang kuat, pipa/saluran-saluran yang bersih, otak yang cemerlang, paru-paru dan hati yang bersih, jantung yang dapat memompa darah dengan baik. Dan diperintah manusia untuk selalu memperhatikan makanannya, seperti firman Allah "Maka seharusnya manusia memperhatikan makanannya" (QS Abasa (80) : 24). Mengapa ? Karena manusia yang ingin sehat jasmani rohaninya, salah satu faktor yang menunjang adalah dari makanan dan pola makanan yang diterapkan.
Demikian pula tubuh manusia, yang memiliki mekanisme yang sangat rumit itu dan salah satu segi pemeliharaan tubuh itu dengan makanan. Dan tentu saja jika fungsi tersebut ada yang salah , misalnya tubuh terserang penyakit maka manusia harus mengoreksi dirinya , tentu ada sesuatu yang salah dalam segi perawatan dan pemeliharaannya. Karena Allah tak akan menghadirkan bencana disebabkan ulah manusia itu sendiri, seperti dalam firmanNya "Apa saja ni'mat yang kamu peroleh adalah dari Allah dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari ( kesalahan) dirimu sendiri" (QS.AnNissa(4)79).
Jadi bagi seorang muslim makan dan makanan bukan sekedar penghilang lapar saja atau sekedar terasa enak dilidah, tapi lebih jauh dari itu mampu menjadikan tubuhnya sehat jasmani dan rohani sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai "khalifah fil Ardhi". Rasulullah SAW pernah berkata dalam suatu hadistnya: "Seorang hamba Allah tidak akan berpindah dua kakipun pada hari kiamat, sampai ia mampu menjawab empat hal: umurnya bagaimana dihabiskan, pengetahuan bagaimana diamalkan, hartanya bagaimana dinafkahkan serta tubuhnya bagaimana digunakan atau diboroskan" (HR.Tirmidzi).
Memakan yang halal dan thayib akan berbenturan dengan keinginan syetan yang menghendaki agar manusia terjerumus kepada yang haram. Oleh karena itu menghindari yang haram merupakan sebuah upaya yang harus mengalahkan godaan syetan tersebut. Mengkonsumsi makanan halal dengan dilandasi iman dan taqwa karena semata-mata mengikuti perintah Allah merupakan ibadah yang mendatangkan pahala dan memberikan kebaikan dunia dan akhirat. Sebaliknya memakan yang haram, apalagi diikuti dengan sikap membangkang terhadap ketentuan Allah adalah perbuatan maksiyat yang mendatangkan dosa dan keburukan. Sebenarnya yang diharamkan atau dilarang memakan (tidak halal) jumlahnya sedikit. Selebihnya, pada dasarnya apa yang ada di muka bumi ini adalah halal, kecuali yang dilarang secara tegas dalam Al Qur’an dan Hadits. Semua yang berasal dari laut adalah halal untuk dimakan, sebagaimana ayat berikut ini:
“Dihalalkan bagimu (ikan) yang ditangkap di laut dan makanan yang berasal dari laut”
QS Al Maidah : 94
Sebenarnya Islam sudah sangat bijak dalam mengatur makanan kita, ini semua tinggal kesadaran manusia sendiri untuk memilih makanan-makanan yang bermanfaat bagi tubuh mereka.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan akibat kurang yodium (GAKY) disebabkan kekurangan yodium pada saat tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.
Kekurangan yodium pada anak terpaut dengan insidensi gondok. Angka kejadian gondok meningkat bersama usia dan mencapai puncaknya setelah remaja. Sebagian besar dari anak mempunyai IQ sepuluh poin di bawah potensinya.
Dampak lain akibat GAKY Pada Anak dan Remaja :
- Juvenile Hipothyroidesm
- Gondok Gangguan Fungsi Mental
- Gangguan Perkembangan Fisik
- Kretin Myxedematosa dan Neurologi
Beberapa penyebab GAKY :
1. Lokasi
2. Asupan Energi dan Protein
3. Status Gizi
4. Pangan Goitrogenik
5. Pangan kaya iodium
Hasil pemetaan TGR per anak Sekolah Dasar
• TGR 1980 : 37,7 %
• TGR 1990 : 27,7 %
• TGR 1998 : 09,8 %
Proyek Intensifikasi Penanggulangan GAKY (IP-GAKY) telah dilaksanakan dengan bantuan Bank Dunia sejak tahun 1997-2003 untuk mempercepat penurunan prevalensi GAKY melalui pencapaian konsumsi garam beryodium untuk semua (Universal Salt Iodization). Program yang dilaksanakan:
1. Pemantauan status yodium masyarakat
2. Peningkatan konsumsi garam beryodium
3. Peningkatan pasokan garam beryodium
4. Distribusi kapsul minyak beryodium pada sasaran tepat
Sebenarnya di dalam ajaran agama Islam, kita telah di ajarkan bagaimana mengkonsumsi makanan yang baik dan juga tentunya menyehatkan bagi manusia itu sendiri, banyak hal mengenai makanan yang terkandung dalam Al-Qur’an
“Dihalalkan bagimu (ikan) yang ditangkap di laut dan makanan yang berasal dari laut”
QS Al Maidah : 94
B. Saran
Sebaiknya GAKY mendapat perhatian khusus karena masih banyak kasus GAKY yang terjadi, ini untuk mencerdaskan dan menyehatkan bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar