BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fitoplankton dapat berperan sebagai salah satu dari parameter ekologi yang dapat menggambarkan kondisi suatu perairan.
Salah satu ciri khas organisme fitoplankton yaitu merupakan dasar dari mata rantai pakan di perairan (Dawes, 1981). Oleh karena itu, kehadirannya di suatu perairan dapat menggambarkan karakteristik suatu perairan apakah berada dalam keadaan subur atau tidak.
Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan dan karakteristik fisiologisnya. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respons terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia, maupun biologi (Reynolds et al. 1984).
Danau Laguna merupakan salah satu danau yang ada di Pulau Ternate, danau ini telah dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata dan lokasi budidaya keramba jaring apung (KJA). Danau Laguna berpotensi menjadi danau yang mempunyai tingkat kesuburan yang sangat tinggi (eutrofik) disebabkan oleh jumlah KJA yang meningkat setiap tahun, hal ini dapat berpengaruh terhadap produktivitas perairan. Salah satu diantaranya adalah dapat meningkatkan unsur hara (nitrogen dan fosfor) yang berasal dari sisa pakan yang tidak termakan oleh ikan dan sisa metabolisme ikan. Muatan unsur hara yang berlebihan dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton dengan cepat dan berlimpah sehingga dapat mempengaruhi fluktuasi dan kelimpahan fitoplankton yang ada di perairan ini.
B. Rumusan Masalah
1. struktur Komunitas fitoplankton
2. Kelimpahan fitoplankton
3. Parameter Fisika – Kimia Perairan
4. Keterkaitan antara Kelimpahan Fitoplankton dengan Parameter Fisika-Kimia Perairan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Komunitas
Hasil pencacahan fitoplankton, ditemukan 5 genus dari 2 kelas yaitu Bacillariophyceae (4 genus) dan Desminidiaceae (1 genus). kelas Bacillariophyceae memiliki penyebaran yang luas di perairan Danau Laguna sedangkan Desminidiaceae mempunyai penyebaran yang lebih sempit. Hal ini sesuai dengan penelitian Yuliana dan Tamrin (2005) bahwa Bacillariophyceae merupakan kelas yang ditemukan dominan di Danau Laguna.
Tetapi, berbeda dengan penelitian Umar (2003) di Waduk Ir. Juanda Jatiluhur yang menemukan bahwa kelas yang dominan adalah Chlorophyceae sedangkan Baksir (1999) mendapatkan kelas yang paling banyak di Waduk Cirata adalah Cyanophyceae. Di perairan tawar, khususnya danau dan waduk fitoplankton yang dominan dan mempunyai penyebaran yang luas serta memegang peranan penting dalam rantai makanan adalah Bacillariophyceae, Cyanophyceae, dan Chlorophyceae.
B. Kelimpahan Fitoplankton
Kelimpahan fitoplankton yang ditemukan bervariasi, ini disebabkan parameter-parameter lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan fitoplankton berada pada kisaran yang sesuai, suhu dan pH perairan berada pada nilai yang optimal untuk mendukung kehidupan fitoplankton, sedangkan kandungan nutrien (nitrat dan ortofosfat) bukan merupakan nilai yang optimum dan belum menjadi faktor pembatas bagi fitoplankton dengan kisaran nilai berturut-turut adalah nitrat : 0,11-0,54 mg/L dan ortofosfat : 0,15-0,20 mg/L. Menurut Mackentum (1969), untuk pertumbuhan optimal fitoplankton memerlukan kandungan nitrat pada kisaran 0,9-3,5 mg/L dan ortofosfat adalah 0,09-1,80 mg/L.
Kandungan ortofosfat yang optimal bagi pertumbuhan fitoplankton adalah 0,27-5,51 mg/L, jika kandungannya kurang dari 0,02 mg/L maka akan menjadi faktor pembatas. Demikian pula intensitas cahaya yang masuk ke dalam perairan diduga cukup untuk aktivitas fotosintesis sehingga pertumbuhan fitoplankton lebih pesat, adapun daerah-daerah yang pertumbuhan fitoplankton kurang berkembang disebabkan karena daerah dan factor-faktor lain bagi pertumbuhsn fitoplankton tidak mendukung.
C. Parameter Fisika – Kimia Perairan
Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air :
1. Suhu perairan yang terukur berkisar antara 29-30 oC, kisaran ini merupakan nilai yang optimum untuk fitoplankton.
2. Nilai kecerahan yang diperoleh adalah 3 – 4 m, nilai ini termasuk rendah. Pengaruh ekologis dari kecerahan akan menyebabkan penurunan penetrasi cahaya ke dalam perairan yang selanjutnya akan menurunkan fotosintesis dan produktivitas primer fitoplankton.
3. Kisaran nilai pH yang dijumpai selama penelitian adalah 7 – 8, nilai ini sesuai dengan yang dibutuhkan untuk kehidupan fitoplankton di perairan yaitu 6,5 – 8,0.
4. Kadar nutrien yang didapatkan pada umumnya berada di bawah konsentrasi optimum, akan tetapi masih dapat menopang kehidupan fitoplankton, dengan kisaran nilai nitrat adalah 0,11-0,54 mg/L dan ortofosfat 0,13-0,22 mg/L.
4. Keterkaitan antara Kelimpahan Fitoplankton dengan Parameter Fisika-Kimia Perairan
Keterkaitan antara kelimpahan fitoplanton dengan parameter fisika-kimia perairan dianalisis dengan menggunakan analisis linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan yang erat antara parameter fisika-kimia perairan dengan kelimpahan fitoplankton, yang dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,806 dengan persamaan regresi Y = - 209957 – 9230,6 nitrat + 195975,5 ortofosfat + 3490,5 pH + 5607,9 suhu - 388,7 kecerahan.
Diantara parameter fisika-kimia perairan tersebut, yang paling berpengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton adalah ortofosfat dengan nilai R2 sebesar 0,573 dan persamaan regresinya adalah Y = -12464,6 + 125681,1 ortofosfat, sedangkan yang paling rendah pengaruhnya terhadap kelimpahan fitplankton adalah pH dengan nilai R2 = 0,107 dan persamaan regresinya adalah Y = 24568 – 1987,1 pH.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil pencacahan fitoplankton, ditemukan 5 genus dari 2 kelas yaitu Bacillariophyceae (4 genus) dan Desminidiaceae (1 genus). kelas Bacillariophyceae memiliki penyebaran yang luas di perairan Danau Laguna sedangkan Desminidiaceae mempunyai penyebaran yang lebih sempit.
Kelimpahan fitoplankton yang ditemukan bervariasi, ini disebabkan parameter-parameter lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan fitoplankton berada pada kisaran yang sesuai, suhu dan pH perairan berada pada nilai yang optimal untuk mendukung kehidupan fitoplankton
Beberapa pengukuran yang dilakukan pada kualitas air tempat hidup fitoplankton, hampirbsemuanya berkisar pada angka normal, atau dengan kata lain sangat mendukung bagi perkembangan fitoplankton, hanya pengukuran pada penetrasi cahaya yang masuk terhitung masih rendah.
Hasil analisis regresi linear berganda ditemukan bahwa terdapat keterkaitan yang erat antara parameter fisika-kimia perairan dengan kelimpahan fitoplankton (R2 = 0,806) dan persamaan regresi Y = - 209957 – 9230,6 nitrat + 195975,5 ortofosfat + 3490,5 pH + 5607,9 suhu - 388,7 kecerahan.
0 komentar:
Posting Komentar